Labuan Bajo, iNewsFlores.id - Setelah aksi mogok dan penolakan yang dilakukan dari berbagai asosiasi pariwisata di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), kemarin, terkait penolakan harga tiket masuk ke Pulau Komodo dan sekitarnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT tetap memberlakukan tarif baru masuk Kawasan Taman Nasional Komodo per 1 Agustus 2022.
Hal tersebut diungkapkan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) saat didampingi Jajaran Pimpinan Forkopimda pada saat Jumpa Pers yang dilaksanakan di Kantor Gubernur NTT pada Senin (01/08/2022).
Dalam siaran pers yang diterima iNewsFlores.id hari ini, Selasa, (02/8/2022), Gubernur Viktor menyebutkan pemberlakuan tarif masuk baru ini pun langsung ditindaklanjuti dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat dimana langkah tersebut diambil untuk pelaksanaan konservasi TNK.
“Kita akan lakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait dengan tarif masuk Kawasan Taman Nasional Komodo (TNK) yakni Pulau Komodo dan Pulau Padar. Disamping itu juga akan dilakukan pembatasan jumlah pengunjung di kedua pulau tersebut. Pelaksanaan tarifnya tetap diberlakukan mulai hari ini dan akan terus kita lakukan evaluasi serta sosialisasi pada masyarakat,” ujar Gubernur VBL.
Gubernur Viktor menyampaikan dibutuhkan anggaran yang besar untuk mengelola sebuah Taman Nasional. Oleh sebab itu untuk konservasi Taman Nasional Komodo maka diperlukannya anggaran yang cukup agar pengelolaannya lebih maksimal.
Menurutnya Konservasi yang baik itu tentu membutuhkan anggaran yang besar. Untuk itu tarif tersebut akan digunakan dengan baik untuk konservasi dan juga memberlakukan pembatasan pengunjung agar alam dan ekosistemnya tetap terjaga.
"Karena dengan Konservasi TNK yang baik maka akan semakin menjadi kebanggan kita semua apalagi Komodo ini adalah satu-satunya yang ada di dunia dan hanya ada di Nusa Tenggara Timur,” tegasnya
Menurut Gubernur, hal tersebut untuk pelayanan pariwisata jangka panjang dan berkelanjutan.
“Kita sangat menjaga ekosistem darat dan laut dari dua pulau itu misalnya dengan mencegah dari adanya upaya pemboman ikan yang juga merusak alam lautnya, pencegahan pencurian satwa seperti rusa yang adalah makanan komodo. Ini semua sangat berkaitan erat demi
kelangsungan hidup ekosistem disana dan juga demi kelangsungan hidup komodo,” katanya.
Gubernur Viktor menyampaikan bagi masyarakat yang juga ingin melihat komodo bisa mengunjungi Pulau Rinca dimana terdapat 1.300 komodo disana. Selain itu untuk Pulau Rinca dikenakan dengan tarif yang normal.
“Tentunya harus terus kita lakukan sosialisasi agar ekonomi masyarakat berkembang dan terus bertumbuh bersama aspek pariwisata lainnya di Labuan Bajo. Kita lakukan sosialisasi bersama dengan penyebarluasan informasi dengan media sosial,” tambahnya.
Ia pun menyampaikan pemerintah akan mengambil tindakan tegas kepada pihak pihak yang ingin menyebabkan wisatawan merasa tidak aman saat berada di Labuan Bajo.
“Untuk kelompok atau pihak-pihak yang tidak setuju dan bahkan melakukan intimidasi,ancaman dan rasa takut kepada para wisatawan maka Kami Pemerintah Provinsi NTT dan Forkopimda akan mengambil langkah tegas untuk hal tersebut dan kita juga sudahb berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat untuk mengambil langkah tegas terkait itu,” ujarnya.
Gubernur VBL turut mengapresiasi Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur Irjen Pol Setyo Budiyanto melalui langkah cepatnya dengan menurunkan personilnya yang cukup
memadai di Labuan Bajo dan juga dibantu dari Polres Ende dan Polres Manggarai Barat untuk
membantu menjaga keamanan agar tetap kondusif dan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Editor : Yoseph Mario Antognoni
Artikel Terkait