Ruteng, iNewsFlores.id - Kerusakan parah ruas jalan Golo Gereng menuju Tungku, Desa Golo, Kecamatan Cibal, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) membuat aktivitas ekonomi warga terhambat. Untuk mengatasi masalah tersebut, warga pengguna jalan terpaksa bergotong-royong memperbaiki ruas itu pada Jumat, 13 Desember 2024.
Tampak ruas ini merupakan salah satu titik terparah dari sekian banyak titik yang sulit dilintasi kendaraan roda dua maupun roda empat. Apalagi jika dilintasi saat musim hujan.
Kondisi jalan licin akibat lumpur karena material aspal sudah terkelupas merupakan faktor utama mengapa para pengendara sangat sulit melewati titik ini. Karena itu, arus transportasi terhambat sehingga aktivitas ekonomi ikut terganggu.
Tak hanya dijadikan satu-satunya akses menuju Ruteng, ibukota Kabupaten Manggarai, jalur ini juga merupakan salah satu nadi perekonomian wilayah Cibal bagian timur sebagai jalan alternatif jika hendak menuju Reo, dan wilayah utara kabupaten itu.
Sebelumnya, pemerintah Provinsi NTT, melalui Pemda Manggarai telah mengucurkan anggaran proyek peningkatan struktur jalan dari lapen ke hotmix. Namun, pemerintah daerah lebih memilih proses pengerjaannya dilakukan mulai dari area Beamese, Desa Beamese menuju Pagal, ibukota Kecamatan Cibal.
Sementara, pengerjaan dengan struktur peningkatan yang sama juga sebelumnya beberapa kilometer telah selesai dikerjakan mulai dari wilayah perempatan Pagal hingga wilayah hutan negara di area Embung Wae Kebong.
Pengerjaan jalur ini pun telah dilakukan beberapa tahap. Pertama, jalur ini dikerjakan mulai dari Beamese hingga wilayah Moso, Desa Perak dan dilanjutkan tahap kedua yang juga telah rampung dikerjakan mulai dari wilayah desa Perak hingga di wilayah Dusun Tungku, Desa Golo.
Sisanya dari wilayah desa Golo menuju area hutan negara wilayah embung Wae Kebong hingga kini masih rusak parah. Termasuk satu titik terparah yang diperbaiki warga pengguna jalan itu.
Kepala Desa Golo, Harbu Eduardus, saat dikonfirmasi terkait upaya perbaikan titik di jalan itu mengatakan, kegiatan tersebut dilakukan oleh sedikitnya sebanyak 27 orang warga desa dan para pengendara atas dasar inisiatif selaku kepala desa wilayah itu dan kepala desa Perak untuk menggerakkan warga.
“Ini inisiatif kami bersama setelah begitu banyak mendapat keluhan warga pengguna jalan akibat susah melintasi titik ini," kata Eduardus.
Sebagai warga negara yang baik, kata Eduardus, pihaknya tentu ikut andil memberikan upaya taktis bersifat sementara sebelum pemerintah sendiri mengucurkan anggaran perihal perbaikan jalan ini.
“Sebagai warga negara yang baik, tentu kami menaruh perhatian akan kondisi ini, yang kemudian kami mulai mengajak masyarakat untuk bergotong-royong mengatasi kesulitan para pengendara saat melintasi jalan ini. Kami juga sadar, pemerintah mungkin mengalami keterbatasan anggaran sehingga kemungkinan proses perbaikan yang kami harapkan terkait jalan ini belum dapat dilakukan”, katanya.
Secara bersama, mereka kemudian kembali menata titik tersebut dengan menanam bebatuan secara rapi dengan tujuan menutupi bagian tanah berlumpur yang memicu licinnya permukaan jalan.
“Kegiatan ini murni kegiatan sosial. Material seperti batu, pasir dan lainnya betul-betul inisiatif kami bersama”, ujar Eduardus.
Pihaknya berharap agar pemerintah daerah dapat kembali menganggarkan pengerjaan peningkatan jalan tersebut tahun 2025 mendatang. Dengan begitu, warga pengguna jalan tidak lagi mengeluh dan merasa terancam saat berkendara.
Editor : Yoseph Mario Antognoni
Artikel Terkait