Sikka, iNewsFlores.id – Penjabat Bupati Flores Timur, Sulastri HI Rasyid, S.Pi, M.Si, mengimbau warga yang saat ini mengungsi di Desa Hikong dan Desa Kringa, Kabupaten Sikka, untuk pindah ke lokasi pengungsian terpusat yang telah disediakan oleh pemerintah Kabupaten Flores Timur.
"Hal ini agar mempermudah pelayanan oleh Pemerintah, mengingat jalur pelayanan tersebut merupakan jalur yang masuk dalam radius tidak aman. Sementara pertimbangan lainnya yaitu Desa Hikong dan Desa Kringa terkena dampak bencana ini," ujar Sulastri saat melakukan kunjungan langsung ke Desa Hikong dan Desa Kringa, Sabtu (9/11/2024)
Sulastri menambahkan bahwa dengan mengungsi di lokasi terpusat yakni di Desa Ile Gerong dan Kobasoma, pelayanan untuk para pengungsi akan lebih mudah dijangkau mengingat akses ke daerah tersebut tergolong berisiko.
Sulastri juga menekankan komitmen Pemerintah Kabupaten Flores Timur untuk terus hadir dan mendampingi para pengungsi dalam situasi sulit ini.
“Pemerintah tetap hadir, masyarakat tak perlu merasa ditinggalkan,” kata Sulastri, meyakinkan warga bahwa segala upaya akan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Flores Timur juga mengimbau warga agar mematuhi instruksi untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman. Penjabat Bupati menegaskan bahwa koordinasi dengan pihak keamanan dan dinas terkait akan terus dilakukan agar proses evakuasi berjalan lancar dan aman bagi semua warga yang terdampak.
Pemindahan pengungsi ke lokasi yang lebih aman dan terpusat ini dinilai sebagai solusi terbaik oleh Pemerintah Kabupaten Flores Timur untuk memaksimalkan pelayanan. Langkah ini memungkinkan distribusi logistik, pemeriksaan kesehatan, serta penyaluran bantuan menjadi lebih efektif.
Sulastri Rasyid pada saat itu mendapati respons positif dari sebagian warga pengungsi yang siap berpindah ke lokasi pengungsian terpusat.
Salah seorang pengungsi menyatakan kesediaannya untuk pindah, mengingat lokasi pengungsian mereka saat ini berada di gedung sekolah, yang berpotensi menghambat kegiatan belajar-mengajar bagi para siswa.
"Ini memang gedung sekolah, dan kami sadar aktivitas sekolah terganggu dengan keberadaan kami di sini. Jadi, kalau ada tempat lain yang lebih aman dan tidak mengganggu, kami bersedia pindah," ujar Jeki Puka.
Jeki berharap, dengan berpindah ke tempat yang telah disediakan, proses pemulihan akan lebih terkoordinasi, dan para pelajar dapat melanjutkan kegiatan belajar dengan lancar.
Namun, meskipun ada respons positif, sebagian warga lainnya masih ragu untuk pindah, terutama karena kekhawatiran terhadap hewan ternak mereka. Mereka mempertanyakan nasib ternak mereka jika dipindahkan ke lokasi pengungsian terpusat.
"Saya dan keluarga bersedia mengungsi terpusat di Flores Timur, tetapi bagaimana dengan ternak kami? Apakah pemerintah bisa memobilisasi hewan ternak kami ke lokasi pengungsian? Dan apakah pemerintah bersedia menyiapkan kandang ternak serta makanan ternak?" ujar Vincensius seorang warga Desa Boru.
"Kami berharap Pemerintah dapat memberikan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah ini agar proses evakuasi dapat berjalan lancar tanpa mengabaikan kebutuhan ternak kami," pungkasnya.
Editor : Yoseph Mario Antognoni
Artikel Terkait