Sikka, iNewsFlores.id - Meskipun Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) terus menyerukan agar warga yang mengungsi secara mandiri di Kabupaten Sikka kembali ke pengungsian terpusat di wilayah Flores Timur, banyak warga yang memilih bertahan di lokasi pengungsian mandiri mereka. Faktor kenyamanan dan aksesibilitas menjadi alasan utama di balik keputusan tersebut.
Warga yang mengungsi di beberapa desa di Kabupaten Sikka mengaku merasa lebih aman dan nyaman berada di lokasi mereka saat ini. Lokasi pengungsian mereka dianggap strategis karena dekat dengan wilayah Wulanggitang, Flores Timur. Jarak yang lebih pendek ini memudahkan mereka untuk kembali setiap pagi dan sore guna merawat ternak dan memastikan kondisi rumah mereka tetap terjaga.
“Kami sudah merasa aman di tempat pengungsian ini. Radiusnya aman. Ini mempermudah kami untuk memperhatikan rumah dan hewan peliharaan kami,” ujar Aty Soge, seorang pengungsi asal Desa Boru yang saat ini mengungsi di Desa Ojang, Jumat (15/11/2024).
Selain itu, warga juga mempertimbangkan kondisi para lansia dan anak-anak yang mereka bawa. Hidup di pengungsian terpusat dianggap lebih melelahkan dan tidak nyaman, terutama bagi kelompok usia rentan.
“Kalau ke pengungsian terpusat, kami harus menempuh perjalanan jauh dan kondisi di sana tidak memadai untuk orang tua kami. Di sini kami lebih leluasa,” lanjutnya.
Warga pengungsi di Kabupaten Sikka juga mempertanyakan kebijakan Pemerintah Kabupaten Flores Timur terkait bantuan bagi mereka. Menurut mereka, meskipun berada di Kabupaten Sikka, lokasi mereka masih terjangkau dari Flores Timur karena berada di desa-desa sekitar perbatasan.
“Adakah pola kebijakan dari Pemkab Flores Timur yang bisa menyalurkan sedikit bantuan kepada kami? Kami di wilayah sekitar perbatasan Sikka ini kurang lebih ada ratusan KK,” ucap Paulus warga lainnya.
Seruan pemerintah untuk kembali ke pengungsian terpusat dianggap kurang memperhatikan kebutuhan warga yang tinggal di lokasi mandiri. Mereka berharap adanya kebijakan yang lebih inklusif, terutama dalam penyaluran bantuan logistik dan kebutuhan pokok.
Sementara itu, Pj Bupati Flores Timur, Sulastri HI Rasyid, menegaskan bahwa keputusan pemerintah untuk mendorong pengungsian terpusat didasarkan pada pertimbangan penanganan yang lebih efektif dan terkoordinasi, serta demi menjaga kesehatan warga. Hal ini terutama karena beberapa desa di Kabupaten Sikka juga terdampak paparan abu vulkanik akibat erupsi Gunung Lewotobi.
"Kami sangat memahami situasi warga yang memilih mengungsi secara mandiri di Kabupaten Sikka. Namun, pengungsian terpusat adalah langkah terbaik untuk memastikan keselamatan semua warga dan mempermudah distribusi bantuan secara merata,” ujar Sulastri.
Menurutnya, pengelolaan pengungsian terpusat juga dirancang untuk meminimalkan risiko bencana susulan, terutama bagi warga yang harus bolak-balik ke wilayah rawan.
Ia menambahkan, pemerintah daerah tidak hanya berfokus pada distribusi bantuan, tetapi juga pada upaya rekonstruksi jangka panjang untuk memulihkan kondisi kehidupan warga terdampak bencana.
Editor : Yoseph Mario Antognoni
Artikel Terkait